HITVBERITA.COM JAKARTA | Untuk mengantisipasi adanya pungutan uang dengan dalih pembuatan seragam sekolah bagi Calon Peserta didik (CPD) khusus disekolah Jenjang SMA/SMK Negeri Se- Propinsi Jawa Tengah, maka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah Dr Uswatun Hasanah S.Pd. M.Pd, dengan tegas melarang adanya pungutan, saat dilakukan daftar ulang.
Hal ini disampaikan oleh Uswatun Hasanah kepada HITVBERITA, saat dihubungi pada hari Rabu 3 Juli 2024.
Dikatakan oleh Uswatun, dirinya telah melakukan rapat dengan seluruh Kepala Sekolah SMA/SMK Negeri Se-Jawa Tengah beberapa waktu lalu, guna mencegah terjadinya pungutan uang dengan dalih pembuatan seragam sekolah.
“Masalah seragam sekolah, telah diatur dalam Permendikbud No 50 tahun 2022, sehingga seragam sekolah menjadi tanggung jawab orang tua,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, sekolah hanya berwenang untuk menyampaikan ketentuan seragam yang akan digunakan oleh Calon Peserta didik baru, saat bersekolah di sekolah tersebut.
“Seragam Itu kewajiban orang tua masing masing untuk membeli dimana dia suka, dan sekolah hanya cukup menyampaikan ketentuan seragam, misalnya seragam warna putih abu abu, Pramuka, putih putih dan sebagainya, intinya Sekolah dilarang untuk menjual seragam sekolah, mengkondisikan penjualannya ataupun mengarahkan tempat pembelian seragam sekolah,” tegasnya.
Lain dari itu, dia juga mengatakan, Calon Peserta didik yang lolos seleksi PPDB pada 3 sampai 12 Juli 2024, dipastikan tidak dipungut biaya dalam bentuk apapun.
“Daftar Ulang itu Gratis, tis, tis, tidak ada pembiayaan atas nama apapun, dan bila masih terjadi dilapangan, silahkan dilaporkan kepada saya,” jelasnya.
Selanjutnya, dia juga berpesan kepada calon peserta didik yang gagal dalam seleksi PPDB di Sekolah Negeri, untuk tidak putus asa dan harus tetap semangat untuk melanjutkan pendidikan disekolah swasta.
“Banyak anak anak yang bersekolah disekolah Swasta, prestasinya juga sangat luar biasa, jadi jangan patah semangat dalam menuntut ilmu,” ujar Uswatun Hasanah di ujung telepon.
Abdul Rosad
