Oleh: AYS Prayogie
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
MINGGU pagi yang cerah menyapa Jalan Pedati Selatan, Kelurahan Cijantung, Jakarta Timur, dengan suasana yang berbeda. Di tengah hiruk pikuk ibu kota yang tak pernah benar-benar tidur, sekelompok warga tampak sibuk menyapu, mencangkul, dan memungut sampah. Namun, kerja bakti ini bukan sekadar soal bersih-bersih. Ada semangat yang lebih dalam sedang mereka rawat—semangat kebersamaan yang kian langka di tengah kota yang terus bergerak cepat.
SEJAK pukul tujuh pagi, derap langkah warga RT 02 RW 010 menggema di sepanjang jalanan. Ember, sapu, hingga cangkul tergenggam erat di tangan mereka. Bersama aparatur kelurahan dan kecamatan, mereka bergotong royong membersihkan selokan, memangkas rumput liar, serta mengangkut tumpukan sampah rumah tangga yang menumpuk di sudut-sudut jalan.
Di sisi depan mushola, sejumlah warga tampak sibuk memotong dan mengelas ulang pagar besi BRC yang memagari aliran Sungai Cipinang. Besi-besi tua itu mulai keropos dimakan usia, namun tak sekalipun menyurutkan tekad mereka.
Suara mesin las pun berpadu dengan denting cangkul dan tawa ringan, menghadirkan harmoni khas kerja bakti yang sudah jarang terdengar di tengah padatnya rutinitas warga Jakarta.
Kehadiran Ketua RW 010, Bapak Mulyadi, ST, yang datang didampingi sang istri tercinta, menambah semarak suasana.
Kehadirannya bukan sekadar simbolis. Ia menyapa satu per satu warga yang sedang bekerja, memberi semangat, dan tentu saja ikut mencicipi kopi hangat dan camilan ringan buatan ibu-ibu yang sejak pagi turut mempersiapkan.
Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Pasar Rebo, Bapak Hotbin Simarmata, didampingi staf kelurahan Bapak Junaedi Sahri, serta perwakilan dari PPSU dan PJLP Lingkungan Hidup.
“Ini bagian dari instruksi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Dimana, lingkungan yang bersih dan sehat adalah benteng pertama kita menghadapi musim hujan dan potensi banjir,” ujar bapak Hotbin.
Ia menambahkan, kegiatan ini adalah bentuk nyata mitigasi bencana berbasis masyarakat. Alih-alih mengandalkan aparat semata, warga dilibatkan langsung lakukan kerjabakti mandiri dalam menjaga lingkungan mereka sendiri.
Tak jauh dari sana, sosok Ketua RT 02, Ibu Irma Indriansyah, SE, terlihat sibuk mengatur jalannya kegiatan –Mengenakan kaus lengan panjang, celana training, dan hijab, perempuan gaul yang dikenal akrab dan selalu aktif turun langsung ke lapangan itu, terlihat tak segan mengangkat karung berisi sampah daun kering, dan juga sesekali mengatur pembagian tugas antar warga.
“Alhamdulillah, warganya semangat. Tidak cuma menonton, tapi semua bergerak. Ada rasa kebersamaan yang terasa hidup lagi,” ujarnya seraya menyeka peluh di dahi.
Momen gotong royong itu bukan hanya tentang membersihkan lingkungan fisik. Ia juga membersihkan sekat-sekat sosial yang selama ini tak terlihat—antara tua dan muda, pria dan wanita, aparatur dan warga.
Di tengah riuh rendah pekerjaan, terdengar tawa anak-anak yang ikut membantu memungut daun. Para ibu menyuguhkan air mineral dingin dan kopi hangat, lengkap dengan gorengan. Sementara para bapak silih berganti memanggul karung sampah menuju gerobak.
Suara denting cangkul dan tawa ringan, menghadirkan harmoni khas kerja bakti yang sudah jarang terdengar di tengah padatnya rutinitas warga Jakarta.
Dari balik pagar mushola, seorang warga mengangkat ponsel, mengabadikan momen langka itu. Bukan semata demi unggahan di media sosial, tapi mungkin juga sebagai pengingat bahwa kampung masih punya denyut, dan tetangga bukan sekadar nama dalam grup WhatsApp.
Menjelang siang, saat matahari kian tinggi, selokan-selokan yang semula mampat kini mengalir lebih lancar. Jalanan yang tadi penuh dedaunan dan sampah kini tampak bersih.
Namun, pencapaian terbesar dari pagi itu bukanlah sekadar lingkungan yang bersih. Yang lebih penting: rasa rukun dan saling percaya yang kembali hidup di antara warga.
Di tengah kota yang sering kali membuat orang lupa menyapa tetangganya sendiri, kerja bakti ini menjadi napas segar—langkah kecil yang membawa makna besar.
Dan dari Jalan Pedati Selatan, semangat itu kembali tumbuh, diam-diam, namun pasti. (\*\*)
Cijantung, 8 Juni 2025
Penulis adalah Warga RT 02 / RW 010 | Wartawan Media Online | Pegiat Media Sosial | CEO HITVberita.COM
Penulis : AYS Prayogie