HITVBrita.Com | Kebumen – Jembatan Tembana yang biasa disebut dengan Jembatan Luk Ulo, adalah salah satu jembatan warisan peninggalan masa penjajahan Belanda.
Jembatan yang menghubungkan Desa Pejagoan dan Desa Tembana, dengan panjang kurang lebih 170 meter dan lebar kurang lebih 9 meter. Jembatan tersebut sangat ironis nasibnya tidak terurus dan terkesan diabaikan.
Awam, salah seorang warga sekitar lokasi jembatan Luk Ulo menuturkan pada awak media, jembatan Tembana atau Jembatan Luk ulo adalah saksi bisu perjuangan masyarakat Kebumen dan warisan peninggalan masa penjajahan Belanda.
“Ini jembatan warisan peninggalan jaman penjajahan Belanda, tapi sangat di sayangkan, sebentar lagi kan moment kemerdekaan Republik Indonesia yang ke -79, tapi jembatan tersebut sampai sekarang belum ada perawatan dan terkesan dibiarkan atau diabaikan”Ucap Awam. Kamis ( 8/08/2024).
Baca juga : Kerjasama Dengan BPS dan Bappenas, Kemendagri Kembangkan Statistik Hayati Lewat Data Kependudukan
Dia juga menambahkan, padahal jembatan tersebut punya cerita yang sangat dalam bagi perjuangan Bangsa Indonesia, khususnya warga Kabupaten Kebumen.
Sementara itu, Mahrudin, atau yang biasa di sapa akrab (Bang udin), Selaku Warga Pejagoan, ketika di mintai tanggapan. Pastinya kita merasa bangga salah satu objek sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, khususnya masyarakat Kabupaten Kebumen.
“Tugas kita seharusnya menjaga dan memelihara tapi, kenapa terkesan di abaikan dan tidak dirawat dengan baik, pagar pembatas Jembatan sudah rusak atau keropos, jembatan inikan aset nyata dan saksi sejarah” Tambah Mahrudin.
Jembatan Tembana atau Jembatan Luk Ulo, sudah ada sejak Abad Ke 19, sudah seharusnya bisa menjadi cagar budaya.