Aktor senior sekaligus anggota Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), Ki Kusumo, menilai percepatan Kongres PARFI tanpa urgensi adalah sebuah dagelan.
HITVBERITA.COM | JAKARTA – Hal ini disampaikan Ki Kusumo kepada hitvberita.com usai gagalnya Kongres PARFI yang diadakan di Hotel Pomelotel Patra Kuningan Jakarta pada 23 Desember lalu.
Menurutnya, kongres yang diprakarsai oleh Pengurus Besar PARFI di bawah kepemimpinan Alicia Djohar itu berlangsung secara tidak wajar.
“Masa bakti Alicia Djohar dari 2020 hingga 2025, tetapi mengapa Kongres dilaksanakan pada Desember 2024? Ini lucu, seperti dagelan. Apa urgensinya sehingga harus dipercepat?” ujar Ki Kusumo.
Ia juga menambahkan bahwa proses tersebut tidak sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PARFI.
“Undangan diberikan mendadak, membuat banyak pihak bertanya-tanya. Kenapa harus dipercepat? Masa baktinya belum habis, dan tidak ada alasan mendesak. Ada apa sebenarnya di balik ini?” lanjutnya.
Kongres PARFI yang sempat dibuka akhirnya dihentikan dan dibatalkan setelah ratusan anggota senior, termasuk Mutiara Sani, Syaiful Amri, Elkie Kwee, Kamil Marvin, dan Ki Kusumo, menyampaikan keberatan mereka.
Sebagai hasilnya, Kongres tersebut dijadwalkan ulang pada April 2025 mendatang.
“Kini telah dibentuk caretaker yang dipimpin oleh Kamil Marvin untuk mempersiapkan Panitia Pelaksana Kongres PARFI 2025. Pengurus PB PARFI di bawah Alicia Djohar dan Sekjen Gusti Randa dinyatakan demisioner,” ungkap Ki Kusumo.
Sementara itu, Kamil Marvin yang ditunjuk sebagai caretaker mengungkapkan kesiapannya untuk membentuk panitia pelaksana kongres mendatang. Ia juga mengajak seluruh anggota PARFI untuk kembali bersatu.
“Saya mengundang teman-teman yang berada di luar untuk bergabung kembali ke PARFI. Mari kita bersama-sama membenahi organisasi ini,” ujarnya.
Kamil Marvin juga menegaskan rencananya untuk melakukan rekonsolidasi internal demi memperbaiki PARFI menjadi organisasi yang lebih amanah.
“Ke depan, PB PARFI yang baru harus mengakomodir semua aspirasi anggota tanpa diskriminasi. Tidak boleh ada teman-teman yang diabaikan,” tutupnya.
(HI/Network)
Pewarta: Abdul Rosad
Editor: Tim Redaksi / 02