Konsul Jenderal RI Hamburg, Renata Siagian, saat sampaikan makna perayaan Idul Adha salah satunya dapat dijadikan momentum sebagai sarana perkuat persaudaraan di tanah rantau. (Dok/Foto/Arief)
Reporter: Arief Imanuwarta
Editor: AYS Prayogie
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Umat Muslim Indonesia di wilayah kerja Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Hamburg merayakan Idul Adha 1446 Hijriah secara serempak bersama umat Muslim di Indonesia, Jumat (6/6/2025). Meskipun bukan hari libur nasional di Jerman, antusiasme untuk merayakan Hari Raya Kurban tetap tinggi di kalangan diaspora Muslim.
HITVBERITA.COM | Hamburg – Pelaksanaan salat Idul Adha yang digelar di halaman KJRI Hamburg tersebut berlangsung khidmat dan dihadiri oleh ratusan jamaah. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara KJRI Hamburg dan berbagai komunitas Muslim Indonesia yang bermukim di Jerman bagian utara.
Bertindak sebagai imam dan khatib, Ustaz Maemun Fauzi, seorang dai asal Cirebon, Jawa Barat, yang telah menetap di Jerman sejak 2004. Selain aktif dalam kegiatan keagamaan, Ustaz Maemun juga memiliki latar belakang akademik di bidang otomatisasi dan robotika.
Dalam khutbahnya, Ustaz Maemun mengungkapkan bahwa meskipun telah berulang kali menjalani Idul Adha di luar negeri, suasana di Tanah Air tetap memiliki kesan yang berbeda.
“Idul Adha di Indonesia, tentu terasa lebih semarak. Tapi, di sini (Hamburg), kebersamaan umat justru menjadi kekuatan yang menyatukan,” ujarnya.
### Proses Kurban yang Berbeda
Pelaksanaan ibadah kurban di Jerman memiliki tantangan tersendiri. Berbeda dengan di Indonesia, penyembelihan hewan kurban tidak dapat dilakukan secara mandiri. Pemerintah Jerman mewajibkan penyembelihan dilakukan di fasilitas khusus yang memenuhi standar kesehatan hewan dan perlindungan konsumen.
Setelah disembelih, daging hewan kurban harus melalui pemeriksaan tambahan sebelum dapat dibagikan atau dikonsumsi. Distribusinya pun tidak dilakukan secara langsung oleh jamaah seperti lazimnya di Indonesia.
Menurut keterangan warga, terdapat dua cara umum memperoleh daging kurban di Jerman. Pertama, membeli hewan secara mandiri untuk disembelih di rumah potong hewan resmi. Kedua, membeli daging dari toko halal milik komunitas, seperti warga keturunan Turki. Namun, cara kedua tidak memungkinkan pembeli menyaksikan proses penyembelihan.
“Untuk warga yang tinggal di kota kecil, kadang harus menempuh perjalanan cukup jauh demi bisa berkurban,” ujar seorang warga Indonesia yang berdomisili di Kiel.
Jenis hewan kurban yang digunakan pun berbeda. Di Jerman, domba besar khas Eropa lebih lazim dipilih, sementara di Indonesia, kambing dan sapi lebih banyak dijadikan pilihan.
### Menjaga Silaturahmi
Usai pelaksanaan salat Idul Adha, KJRI Hamburg menggelar acara ramah tamah sebagai bagian dari upaya mempererat tali silaturahmi di antara warga Indonesia.
Dalam sambutannya, Konsul Jenderal RI Hamburg, Renata Siagian, menyampaikan ucapan selamat Idul Adha dan ajakan untuk menjadikan momentum ini sebagai sarana memperkuat persaudaraan di tanah rantau.
“Mari jadikan Idul Adha bukan hanya sebagai ritual ibadah, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memperkuat kepedulian dan kebersamaan,” ujar Renata.
Perayaan Idul Adha di Hamburg menjadi potret bagaimana nilai-nilai spiritual dan sosial dalam Islam tetap dapat dijaga di tengah keterbatasan, bahkan di negeri yang jauh dari kampung halaman.
Demikian dilaporkan oleh Reporter Arief Imanuwarta dari Kantor Perwakilan Redaksi HITV Wilayah Eropa, berkedudukan di Frankfurt, Jerman. (**)
Penulis : Arief Imanuwarta
Editor : AYS Prayogie
Sumber Berita : Konsulat Jenderal Republik Indonesia Hamburg | sosbud@kjrihamburg.de