‎Indonesia kembali menegaskan posisinya dalam peta industri logam dunia melalui partisipasi aktif Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (GAMMA) pada Pameran International Metal Technology (IMT) Taiwan) ke-10, yang digelar di Taichung International Exhibition Center, 14–16 Oktober 2025.

HITVBERITA.COM | Taiwan — Ajang tahunan berskala internasional itu menjadi satu-satunya pameran di Taiwan yang menyoroti rantai nilai industri logam secara menyeluruh, mulai dari bahan baku, pengecoran, pembentukan, perlakuan permukaan, hingga teknologi manufaktur cerdas.

Dengan partisipasi produsen global, lembaga pemerintah, serta asosiasi industri dari berbagai negara, IMT Taiwan menjadi panggung penting bagi transfer teknologi dan kemitraan lintas negara.

Perkuat Jejaring dan Kolaborasi Global

Ketua Umum GAMMA Dadang Asikin menilai kehadiran delegasi Indonesia di forum ini sebagai langkah strategis untuk memperkuat posisi industri logam nasional di pasar internasional.

“Kehadiran GAMMA bukan hanya memperkuat posisi Indonesia di mata dunia, tetapi juga membuka peluang kerja sama konkret bagi anggota kami di dalam negeri,” ujar Dadang.

“Kami berharap kolaborasi dengan mitra Taiwan dapat mempercepat transfer teknologi, meningkatkan kualitas produk, dan memperluas pasar ekspor industri nasional,” tambahnya.

‎Ia menegaskan, GAMMA berkomitmen menjadi mitra pemerintah dalam memperkuat struktur industri logam nasional, mendorong hilirisasi, dan memastikan pertumbuhan sektor manufaktur yang berkelanjutan.

‎Keterlibatan Strategis Indonesia

Delegasi GAMMA yang dipimpin Dr. Rahajeng Widya, Direktur Kerja Sama Korporasi dan Bisnis Internasional GAMMA, terdiri atas perwakilan dari sejumlah asosiasi industri seperti AIPSI, APLINDO, ASIMPI, HAPLI, dan INASHPRO.

Dalam acara pembukaan, Dr. Rahajeng tampil mewakili Indonesia bersama perwakilan pemerintah Taiwan dan para pengusaha dari Mesir serta Jerman.

“Merupakan kehormatan tersendiri dapat membawa nama Indonesia di panggung internasional, berdiri sejajar dengan negara-negara maju,” ujar Rahajeng.

Selain tampil dalam seremoni pembukaan, Rahajeng juga menjadi pembicara dalam Industrial Partnership Forum, yang membahas kolaborasi teknologi hijau dan penguatan kapasitas SDM industri di Asia Pasifik. Ia menilai, IMT Taiwan bukan sekadar etalase produk teknologi global, melainkan juga jembatan bagi sinergi industri lintas negara.

“Indonesia memiliki potensi besar bukan hanya sebagai pasar, tetapi juga sebagai basis produksi regional. Yang kita dorong adalah kemitraan sejajar, saling menguntungkan, dan memberi nilai tambah bagi kedua belah pihak,” ungkapnya.

‎Dorong Inovasi dan Kemitraan Berkelanjutan

Partisipasi GAMMA di IMT Taiwan dinilai penting dalam upaya memperluas jejaring industri logam nasional. Melalui pameran ini, pelaku industri Indonesia berkesempatan menjajaki peluang joint venture, mengadopsi teknologi presisi, dan memperkuat rantai pasok global.

Dr. Rahajeng, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Perempuan Indonesia Maju Mandiri (PIM) dan Pengurus KOWANI Bidang Hubungan Luar Negeri, menegaskan pentingnya diplomasi ekonomi melalui industri atas dasar saling menghormati dan manfaat bersama. Itulah semangat yang kami bawa dalam forum ini,” ujarnya.

Menuju Ekosistem Industri yang Tangguh

Ke depan, GAMMA berkomitmen memperluas model kemitraan industri yang strategis dan berorientasi jangka panjang. Fokusnya meliputi component manufacturing, precision engineering, dan green industry innovation — sejalan dengan arah pembangunan industri nasional.

Dengan kolaborasi lintas negara yang berbasis saling percaya dan saling memperkuat, Indonesia diyakini mampu tumbuh sejajar dengan mitra global dalam membangun ekosistem industri logam yang tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan. (/*/*/)