πππππππ«π’ππ.ππ¨π¦|Subang – Menjelang perhelatan Pilkada serentak 2024 diwilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat situasinya mulai memanas. Para timses calon bupati dan wakil bupati terus bergerilya serta melakukan berbagai cara untuk meyakinkan masyarakat agar menentukan pilihannya terhadap calonnya.
Berbagai upaya dilakukan para calon bupati dan wakil bupati bersama timnya, baik itu melakukan blusukan ke wilayah pelosok-pelosok desa dengan menyapa warga atau dengan upaya-upaya lainnya. Agar masyarakat menentukan pilihannya kepada calon tersebut.
Namun, ada yang menarik menjelang perhelatan pesta demokrasi di Kabupaten Subang, politisasi anggaran mulai digunakan oleh oknum-oknum timses calon sebagai alat pemenangan, terutama oleh calon petahana.
Dari penelusuran awak media dilapangan, dari pengakuan salah satu guru ngaji yang tergabung dalam Forum Komunikasi Guru Ngaji (FKGN) Kabupaten Subang.
Ia mengaku mendapatkan tekanan dari koordinator guru ngaji diwilayah kecamatan maupun dari Ketua FKGN Kabupaten Subang menjelang pencairan tahap kedua honor guru ngaji yang besarannya Rp 600 ribu.
Sementara, bantuan dari pemerintah daerah, dimana setiap guru ngaji dibebankan oleh Ketua FKGN Kabupaten Subang untuk mendata sebanyak 20 orang untuk diarahkan agar memilih pasangan calon Jimat-Aku. Data tersebut harus dikumpulkan dan diserahkan kepada Ketua FKGN Kabupaten Subang paling lambat 10 Oktober 2024 mendatang.
“Adanya instruksi tersebut, jujur sangat memberatkan bagi saya. Padahal, tugas kami sebagai guru ngaji adalah bertujuan untuk mencerdaskan anak didik dalam hal membaca Al-Quran, bukan untuk politik praktis,β kata salah satu guru ngaji, kepada awak media yang enggan disebutkan namanya, pada Jumat 4 Oktober 2024.
βBukan hanya saya, rata-rata guru ngaji yang lain juga sama. Sehingga kami bingung dan juga khawatir, jika tidak dilaksanakan takut honor tidak dikeluarkan,β imbuhnya.
Menurutnya, jika instruksi itu dilaksanakan, belum tentu orang yang sudah didata tersebut memilih Paslon Jimat. Tetapi, daripada honor nantinya tidak keluar, akhirnya kami mendata secara asal-asalan.
Sementara itu, Ketua FKGN Kabupaten Subang, Hj. Imas Aisyah ketika hendak dikonfirmasi oleh awak media perihal intruksinya terhadap para guru-guru ngaji agar mendukung pasangan calon Jimat-Aku, hingga berita ditulis belum bisa ditemui untuk mendapatkan keterangan secara resmi.
(HI/Network)