Usaha sektor pertanian terus berkembang di Desa Karanggintung, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas. Salah satu petani lokal, Eko, berhasil mengembangkan kebun durian di lahan seluas 1.000 meter persegi. Dengan mengandalkan jenis bibit unggul, yaitu durian Montong, Musangking, dan Duri Hitam, Eko optimis usaha tani yang dirintisnya tersebut dapat memberikan hasil panen berkualitas tinggi. (Dok/foto/R. Ahdiyat)
HITVBERITA.COM | BANYUMAS – Saat ini, durian Montong menjadi andalan utama kebun Eko. Beberapa pohon telah memasuki masa panen setelah melewati proses pertumbuhan selama 6 tahun. Sementara itu, durian Musangking dan Duri Hitam masih dalam masa perawatan dan diperkirakan akan berbuah dalam 1 hingga 2 tahun ke depan, mengingat usia tanamnya baru mencapai sekitar 2 tahun.
Untuk menunjang produktivitas, Eko menerapkan sistem pengairan manual menggunakan selang. Meskipun metode ini memerlukan tenaga lebih, ia tetap memilih cara ini karena dinilai efektif dan efisien untuk luas lahan yang dikelolanya.
“Durian Montong saat ini sedang diminati pasar. Harganya cukup menjanjikan, yaitu sekitar Rp80.000 per kilogram,” ujar Eko. Dengan harga tersebut, potensi keuntungan dari panen durian Montong di kebunnya cukup besar.
Komentar Ketua Umum APIKI
Dr. Anto Suroto, SE, MM
Ketua Umum Aliansi Perdagangan dan Industri Kreatif Indonesia (APIKI), yang juga bertindak sebagai pendamping kelompok tani mandiri termasuk Pak Eko, menilai bahwa potensi durian dari Desa Karanggintung sangat besar, baik di pasar domestik maupun nasional. Menurutnya, perawatan dan pengelolaan kebun menjadi kunci utama agar tanaman durian dapat tumbuh optimal.

Ketua Umum APIKI, DR. Anto Suroto, SE, MM saat kunjungan ke Negeri Ginseng Korea Selatan. (Dok/Foto/R.Ahdiyat)
“Durian Montong, Musangking, dan Duri Hitam merupakan varietas premium yang memiliki pasar luas di Indonesia. Dengan perawatan intensif dan dukungan teknologi pertanian, prospek durian dari wilayah Banyumas dapat bersaing di pasar nasional, bahkan berpeluang untuk ekspor,” kata Dr. Anto Suroto.
Lebih lanjut, Dr. Anto menekankan pentingnya modernisasi sistem irigasi dan pengelolaan pasca-panen. “Jika sistem pengairan bisa ditingkatkan dari manual ke semi-otomatis, maka produktivitas lahan bisa lebih maksimal. Selain itu, perlu ada edukasi kepada petani mengenai teknik pemetikan buah yang tepat agar kualitas durian tetap terjaga hingga ke tangan konsumen,” tambahnya.
Menurut Dr. Anto, dengan potensi besar ini, pemerintah daerah dan pihak swasta perlu bersinergi dalam memberikan dukungan kepada para petani durian. Langkah-langkah seperti penyediaan bibit unggul, pendampingan teknologi pengelolaan, hingga akses pasar digital dapat meningkatkan daya saing produk durian dari Banyumas di tingkat nasional.
Banyumas, Sentra Durian yang Terkenal
Kabupaten Banyumas selama ini dikenal sebagai salah satu daerah penghasil durian unggulan di Jawa Tengah. Tak heran, banyak wisatawan dan penikmat durian yang sengaja datang ke daerah ini untuk menikmati cita rasa durian khas Banyumas. Salah satu titik populer yang kerap disinggahi adalah sepanjang jalur Kemranjen menuju Somagede. Di sepanjang jalan ini, deretan kios durian dengan gazebo-gazebo unik berdiri di tepi jalan, menciptakan suasana nyaman bagi para pengunjung yang ingin menikmati durian segar langsung di lokasi.
Tentang Durian Montong, Musangking, dan Duri Hitam
Durian Montong dikenal dengan daging buahnya yang tebal dan rasanya yang manis legit. Sementara itu, durian Musangking dan Duri Hitam juga menjadi favorit pecinta durian karena memiliki rasa yang lebih kaya dan tekstur yang lembut. Dengan kombinasi ketiga varietas tersebut, potensi Desa Karanggintung sebagai pusat durian premium di Banyumas semakin besar.
Dengan pengelolaan yang intensif dan perawatan yang baik, Eko optimis dapat terus meningkatkan produktivitas lahannya serta memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Ia juga berharap dukungan dari pemerintah daerah dan dinas pertanian agar pengelolaan durian di wilayah tersebut dapat berkembang lebih pesat.
(HI/Network)
Pewarta: R. Ahdiyat
Editor: Tim Redaksi